Donor Darah Gerakan Perempuan Aceh
Gambar Posted on
di selenggarakan pada tanggal 11 maret 2014 di Taman Sari, pukul 9.00 s/d 12.00 Wib. Bukti jika calon legislatif perempuan peduli terhadap kemanusiaan. kantong darah yang di dapatkan, akan disumbangkan untuk masyarakat melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
Longmarch 12 maret 2014
Gambar Posted on
dokumentasi Gerakan Perempuan Aceh beserta Caleg Perempuan Aceh di Blang Padang.
LONGMARCH
Sampingan Posted on Updated on
Rabu, 12 maret 2014. Gerakan Perempuan Aceh kembali melaksanakan kegiatan. kali ini dengan agenda Longmarch atau pawai bersama masih dalam judul besar peringatan Internasional Women’s Day. Longmarch yang diselenggarakan oleh gerakan perempuan aceh ini bertujuan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi di pemilu Legislatif 2014 untuk memilih calon legislatif perempuan, hal ini juga di tandai dengan penandatanganan dukungan untuk calon legislatif perempuan. selain itu Membangun komitment kerjasama antara penyelenggara pemilu (KIP) dan calon Legislatif perempuan untuk mengedepankan kepentingan-kepentingan caleg perempuan.
Longmarch ini diselenggarakan pada tanggal 12 maret 2014, pukul 7.30 wib sampai selesai, sebelumnya dimulai dengan penandatangan pakta intergritas, dukungan masyarakat dan komitment caleg-caleg perempuan. Rute yang di ambil Blang padang — Taman Sari — Mesjid Rata Baiturrahman — Jembatan Pantee Pirak — Simpang Lima, selanjutnya diteruskan dengan penyampaian Orasi bersama dengan semua caleg perempuan dalam berbagai partai politik.
SERANGKAIAN KEGIATAN MEMPERINGATI International Womens day YANG DILAKSANAKAN OLEH GERAKAN PEREMPUAN ACEH
Hari Perempuan Internasional 2014 diperingati oleh Gerakan Perempuan Aceh melalui rangkaian kegiatan yaitu:
- Voter Education bagi Perempuan di 7 Kabupaten, 14 desa, 4 -6 Maret 2014, oleh KPI Aceh
- Long March, 8 Maret 2014, Pukul 16.00, oleh Gerakan Perempuan Aceh
- Semiloka Caleg Perempuan “Perlindungan Sosial yang transformatif, inklusif dan adil gender” 11-12 Maret 2014, oleh KPI Aceh
- Long March dan Kampanye, 8 Maret 2014, jam 08.00 di Lapangan Hiraq, Lhokseumawe
- Diskusi Publik “Partisipasi Politik Perempuan” 10 Maret 2014 , pukul 08.30, Aula Merah Silue, Unimal Lhokseumawe – FKMS Aceh Utara
- Aksi Damai dan Janji Politik Caleg Perempuan, 12 Maret 2014 pukul 08.00 – 11,00 di Blang Padang Banda Aceh
- Diskusi Publik “Kekerasan terhadap Perempuan di Masa Lalu” aula Pemko Banda Aceh, 17 Maret 2014 jam 08.30 – 12.30
- Workshop Menelisik Kiprah Perempuan dalam Mewujudkan dan Memelihara Perdamaian, 21 Maret 2014 – PSW IAIN
- Lomba foto dengan tema “Perempuan dan Perdamaian” – Flower Aceh
- Pertemuan Caleg Perempuan se Aceh Barat di Meulaboh, 4 -5 Maret 2014, oleh Balai Syura Ureung Inong Aceh Barat
- Lounching “Jambo Ileume’ Ureung Inong Aceh, 8 Maret 2014, Flower Aceh
- Aksi tearitikal “Perempuan di arena politik” oleh Lazuardy Biru, 8 Maret 2014 pukul 10.00, Lhokseumawe
- Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Gampong Seumeureng, Aceh Besar, 9 Maret 2014
- Kampanye Media (opini, Talkshow radio dan TV)
- Donor Darah, 11 Maret 2014 pukul 08.30 -12.00, Taman Sari Banda Aceh
- Lomba baca puisi dan menulis essay dari kumpulan puisi Zubaidah Djohar “Pulang Melawan Lupa” untuk pelajar SMP dan SMA, Maret – Juni 2014
Info lebih lanjut hubungi Balai Syura Ureung Inong Aceh, Jalan T. Iskandar Lr. Puskesdes No. 4 Gampong Lamteh, Simpang Ilie, Ulee Kareng – Banda Aceh – Telp : +62-651-635109
Kontak person :
- Rukiyah Hanum : HP 085260226311
- Destika Gilang lestasi : HP 085261658761
- Eva Khovivah: HP 081377250491
GERAKAN PEREMPUAN ACEH
PERS RILIS
GERAKAN PEREMPUAN ACEH
Dalam Perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2014
PERANGI KEKERASAN SEKSUAL
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI ACEH
Gerakan Perempuan Aceh melalui Tim Jaring Pemantau Aceh (JPA) 231 untuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan di Aceh selama tahun 2013 telah mendata dan mendampingi 355 kasus kekerasan terhadap perempuan. 143 diantaranya merupakan kekerasan seksual, dimana 70 kasusnya kekerasan seksual terhadap anak perempuan. Kasus ini meningkat tajam dari data 2 tahun sebelumnya yaitu sebanyak 27 kasus. Di tingkat nasional, data yang tercatat Komnas Perempuan pada tahun 2012 terdapat 4.336 kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap perempuan. Jumlah ini hanya merupakan fenomena gunung es yang hanya terlihat di permukaannya saja, dimana kasus yang tidak terlaporkan diyakini jauh lebih tinggi. Hal ini terjadi karena korban kekerasan seksual lebih memilih diam, akibat rasa takut akan dampak yang diterima korban setelah pengungkapan kasusnya. Belajar dari pengalaman pendataan dan pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan di Aceh, kecendrungan ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun, sementara berbagai aspek pelayanan dan perlindungan yang seharusnya diberikan pada korban belum terpenuhi oleh pemerintah.
Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana seluruh anggota dewan (DPR-RI, DPD, DPRA dan DPRK) akan dipilih secara serentak di seluruh Indonesia. Untuk memastikan bahwa isu kekerasan seksual ini menjadi pemahaman dan agenda bersama, maka menjadi penting untuk mengintegrasikan ide-ide ini kepada para calon legislatif perempuan di Aceh. Juga kepada para petua-petua adat perempuan yang harus diakui merekalah orang-orang terdepan yang sering mendapatkan pengaduan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di komunitas.
Tahun 2014 juga merupakan tahun terakhir pembahasan UU Kekerasan Seksual (Prolegnas 2010-2014). Peringatan Hari Perempuan Internasional ini merupakan momentum yang digunakan oleh Gerakan Perempuan Aceh mendesak Pemerintah dan Pemerintah Aceh beserta seluruh jajarannya untuk:
- Melahirkan kebijakan yang dapat memberikan perlindungan dan mengakomodir kebutuhan perempuan korban kekerasan, khususnya korban kekerasan seksual.
- Menyediakan fasilitas pelayanan terpadu yang didukung SDM dan anggaran baik untuk memberikan perlindungan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan seksual dan penuhan hak-hak nya sebagai korban.
- Menjatuhkan hukuman maksimal terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Perayaan Hari Perempuan Internasional/ International Womens Day setiap tanggal 8 Maret dimulai sejak tahun 1977 melalui penetapan PBB untuk mengenang kegigihan perempuan di berbagai negara dalam memperjuangkan hak-hak mereka terutama pada kondisi paska perang dunia ke-II dan pada awal terjadinya revolusi industri ketika hak perempuan pekerja sering diabaikan. Hingga hari ini, perjuangan perempuan untuk kesetaraan dan keadilan terus berlanjut.
International Womens Day
Gambar Posted on
Perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2014.
gerakan perempuan aceh menggelar demo di bundaran simpang lima, banda aceh. gabungan aktifis perempuan aceh mendesak agar semua pihak ikut terlibat dalam memerangi kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di aceh.
Lobbi dan Hearing Kelompok Perempuan Dampingan AWPF ke DPRA
Banda Aceh. Rabu, 17 April 2014, AWPF (Aceh Women’s for Peace Foundation) melakukan hearing pertamanya ke kantor DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh) dengan salah satu anggota dewan H.Yuniar dari fraksi Golkar . dengan tujuan Mempertemukan perempuan di enam gampong wilayah dampingan AWPF dengan Anggota dewan perempuan, Menganalisis peluang dan tantangan dalam upaya membangun kekuatan untuk menentukan kebijakan strategis di gampong dan Membangun pemahaman bersama mengenai peran perempuan di gampong .
Melalui kegiatan Hearing ini, AWPF mengharapkan anggota kelompok perempuan Gampong adanya motivasi untuk mendukung perempuan maju menjadi pemimpin di gampongnya. Bagaimana tidak, Perempuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan di gampong, dalam masyarakat peran perempuan sangatlah penting dalam mendukung pembangunan di gampong. Mulai dari perencanaan pembangunan sehingga pemeliharaan perempuan ikut andil untuk menciptakan gampong yang sejahtera. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang mencukupi sandang, pangan dan papan. Untuk memenuhi hal tersebut butuh energi yang besar, masyarakat, aparatur gampong sampai dengan pemerintah daerah harus menyumbangkan pemikiran dan tenaga dalam membangun semua sektor.
Kebijakan –kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus mendorong pemenuhan hak-hak asasi manusia dan hak asasi perempuan khususnya. Perempuan sering sekali tidak mendapatkan haknya karena tidak masuk dalam tataran pengambil kebijakan, oleh sebab itu perlu adanya perempuan yang menjadi pemimpin dan dapat mengambil kebijakan mulai dari tataran yang terendah yaitu di pemerintahan gampong sampai ke tataran tertinggi yaitu presiden, pemerintah seharusnya memberikan peluang kepada perempuan untuk menjadi pemimpin karena menurut regulasi yang ada di Indonesia bahwa perempuan harus memenuhi 30 % kuato. Faktanya di legislatif aceh saat ini dari 63 orang anggota legislatif hanya 4 orang perempuan berarti tidak mencapai kouta 30%. Oleh sebab itu AWPF merasa perlu mendukung kepemimpian perempuan agar kebijakan-kebijakan strategis di gampong agar terpenuhinya hak-hak asasi manusia. (IS/js)
Kampaye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Gambar Posted on Updated on
diskusi tentang apa maksud dari 16 HAKTP di tingkat lokal dan nasional di Aula FKIP Unsyiah bersama narasumber Suraiya Kamaruzaman dan Irma Sari dibantu oleh Mc Agus Agandi.
Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga AWPF pada tanggal 25 November 2013.